Nabil, Muhammad
Date: 2005
Abstract:
Tulang ikan tuna merupakan limbah
hasil pengolahan ikan yang kaya akan kandungan kalsium, fosfor dan selenium.
Pemanfaatan tulang tuna sebagai sumber kalsium pangan merupakan salah satu
upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan kalsium pangan sekaligus menambah nilai
ekonomis limbah tulang ikan tuna. Tujuan dari penelitian ini adalah
menghasilkan tepung tulang ikan tuna berkalsium tinggi serta mempelajari
pengaruh waktu autoklafing dan frekuensi perebusan pada proses hidrolisis
protein dalam pembuatan tepung tulang. Rancangan percobaan yang digunakan
adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri atas dua faktor,
yaitu faktor waktu autoklafing (1, 2 dan 3 jam) dan frekuensi perebusan (1, 2
dan 3 kali). Periode waktu dan suhu perebusan yang digunakan adalah 30 menit
pada suhu 100 oC. Perlakuan waktu autoklafing dan frekuensi perebusan
berpengaruh terhadap penurunan rendemen, kadar air, lemak, protein dan pH
tepung tulang ikan, sedangkan kadar abu, derajat putih, kalsium dan fosfor tepung
cenderung meningkat akibat adanya perlakuan. Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa perlakuan waktu autoklafing berpengaruh nyata terhadap perubahan kadar
air, abu, lemak, protein, derajat putih dan rendemen. Perlakuan perebusan hanya
berpengaruh nyata pada rendemen, kadar abu dan derajat putih. Pengaruh
interaksi kedua perlakuan hanya berbeda nyata pada rendemen, kadar abu dan
derajat putih. Tepung tulang ikan yang dihasilkan dalam penelitian ini
mengandung kadar air sebesar 5,60 - 8,30 %, abu 77,54 – 84,22 % bb, protein
0,48 – 1,29 % bb dan lemak 1,7 - 4,13 % bb. Kadar kalsium dan fosfor yang
dihasilkan berturutturut sebesar 23,72 – 39,24 % dan 11,34 – 14,25 %. Rendemen
yang dihasilkan sebesar 13,28 – 28,85 %. Nilai beberapa parameter fisik tepung
tulang yang dihasilkan yaitu derajat putih 59,3 – 74,8 %, densitas kamba 7,42 –
9,42 g/ml, pH 7,03 – 7,22 dan daya serap air 14 – 14,7 %. Kemudahan melarut
tepung sangat rendah, yaitu antara 0 – 4,45 % pada menit ke 15, sedangkan pada
menit ke 180 nilai kelarutan yang diperoleh mencapai 8, 56 - 36,67 %. Nilai
bioavailabilitas kalsium secara in vitro yang dihasilkan tepung tulang ikan
sebesar 0,86 %. Nilai penyerapan ini diperoleh dari hasil pengukuran pada
tepung dengan kadar kalsium tertinggi (39,24 %) yaitu tepung A3P2 dengan
perlakuan waktu autoklafing 3 jam dan perebusan 2 kali.
Perkilo berapa mas kepala ikan tuna n tulangnya
BalasHapusBisa minta no tlp sy minat limbahnya
BalasHapus