ANTARA LAIN :
Ikan
lemuru merupakan salah satu jenis ikan tropis yang mengandung komponen asam
lemak omega-3 dalam jumlah yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan ikan lemuru
di alam banyak memakan plankton-plankton maupun mikro alga yang banyak
memproduksi komponen asam lemak omega-3. Ikan lemuru mengandung 13,7% EPA, 8,9
DHA dan 26,8 % total omega-3 dari total minyak (Estiasih, 2009).
Proses Pemurnian Minyak Ikan
Parameter utama yang menentukan
kualitas minyak ikan adalah bilangan peroksida
dan jumlah asam lemak bebas didalam minyak. Semakin kecil konsentrasinya
maka kualitas minyak ikan semakin baik.
Untuk mendapatkan minyak
ikan murni menurut Yulianti
(2011)
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
#degumming.
# netralisasi dengan
alkali.
#bleaching .
Proses degumming bertujuan untuk
memisahkan gum atau lendir yang terdiri dari fosfolipid (lesitin), protein, residu, karbohidrat, dan air dalam
minyak. Dalam proses ini ditambahkan NaCl untuk melarutkan partikel halus
tersuspensi kedalam air dan ikut mengendap dibawah air serta dapat membantu
menarik lendir yang terbentuk dalam minyak ikan. Lendir ini mengandung
komponen fosfolipid seperti lesitin.
Saat proses degumming juga ditambahkan antioksidan
BHT (Butyl Hydroxy Toluene)
untuk
mencegah oksidasi. Selama proses pengendapan terdapat 3 lapisan. Lapisan atas
berupa minyak, lapisan tengah berupa gum (lesitin), dan lapisan bawah adalah
air. Selama proses pemurnian terjadi perubahan fisik warna minyak ikan yaitu
sebelum dimurnikan minyak berwarna kehitaman lalu setelah dimurnikan minyak berwarna coklat dan lebih jernih.
minyak hasil degumming selanjutnya
digunakan pada proses penghilangan asam lemak bebas
(netralisasi). Proses netralisasi bertujuan
untuk memisahkan asam lemak bebas dengan menambahkan suatu basa sehingga
membentuk sabun. Basa yang digunakan biasanya NaOH dengan konsentrasi 16%.
Sabun yang terbentuk dapat membantu pemisahan zat warna dan kotoran seperti
fosfatida dan protein dengan cara membentuk
emulsi. Campuran antara minyak dengan NaOH membentuk suatu butiran kecil-kecil.
Butiran tersebut merupakan sabun dan sabun ini akan tampak jelas pada
saat penyaringan. Menurut standar IFOMA batas
maksimum jumlah asam lemak bebas pada minyak ikan sebesar 1%.
, setelah itu ditambah 2ml
indikator pp dan dititrasi dengan larutan NaOH 0.05M sampai muncul warna merah muda. % FFA dihitung dengan
cara ml NaOH x M NaOH x BM sampel x 1000 x 100. Hasil penelitiannya menunjukan
bahwa asam lemak bebas minyak ikan sebelum dilakukan proses degumming dan
netralisasi memiliki nilai yang lebih besar dari standar IFOMA. Setelah
dilakukan degumming dan netralisasi dengan NAOH 16%, jumlah asam lemak bebas
menunjukan penurunan sampai 98.78%.
Parameter
Kualitas dan Komposisi Asam Lemak Minyak Ikan
Untuk menentukan kualitas suatu
minyak dan derajat kerusakannya dapat dilakukan
dengan berbagai macam uji seperti uji jumlah asam
lemak bebas (FFA), uji
paraanisidin, total value, peroxide value, bilangan iodine dan angka penyabunan (Ketaren, 1986). Beberapa penelitian
tentang minyak ikan biasanya menggunakan uji asam lemak bebas dan uji bilangan
peroksida untuk menentukan kualitas minyak ikan. Menurut Yulianti
(2011)
analisis asam lemak bebas didalam minyak ikan dilakukan dengan cara 14 gram
minyak ikan ditambahkan dengan 25ml etanol 96% lalu dipanaskan pada suhu 40 Derajad C
setelah itu ditambah 2ml
indikator pp dan dititrasi dengan larutan NaOH 0.05M sampai muncul warna merah muda. % FFA dihitung dengan
cara ml NaOH x M NaOH x BM sampel x 1000 x 100. Hasil penelitiannya menunjukan
bahwa asam lemak bebas minyak ikan sebelum dilakukan proses degumming dan
netralisasi memiliki nilai yang lebih besar dari standar IFOMA. Setelah
dilakukan degumming dan netralisasi dengan NAOH 16%, jumlah asam lemak bebas
menunjukan penurunan sampai 98.78%.
Berapa perliter mas?
BalasHapus