Jumat, 20 Februari 2015

TENTANG MINYAK IKAN LEMURU

KAMI jelaskan disini tentang apa yg dimaksud dengan Minyak ikan lemuru ,yang kami ambil dari berbagai artikel di Internet.
ANTARA LAIN :


Ikan lemuru merupakan salah satu jenis ikan tropis yang mengandung komponen asam lemak omega-3 dalam jumlah yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan ikan lemuru di alam banyak memakan plankton-plankton maupun mikro alga yang banyak memproduksi komponen asam lemak omega-3. Ikan lemuru mengandung 13,7% EPA, 8,9 DHA dan 26,8 % total omega-3 dari total minyak (Estiasih, 2009).
 


Proses Pemurnian Minyak Ikan

Parameter utama yang menentukan kualitas minyak ikan adalah bilangan peroksida dan jumlah asam lemak bebas didalam minyak. Semakin kecil konsentrasinya maka kualitas minyak ikan semakin baik.
Untuk mendapatkan minyak ikan murni menurut Yulianti

 (2011) dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu

#degumming.

# netralisasi dengan alkali.

#bleaching .
Proses degumming bertujuan untuk memisahkan gum atau lendir yang terdiri dari fosfolipid (lesitin), protein, residu, karbohidrat, dan air dalam minyak. Dalam proses ini ditambahkan NaCl untuk melarutkan partikel halus tersuspensi kedalam air dan ikut mengendap dibawah air serta dapat membantu menarik lendir yang terbentuk dalam minyak ikan. Lendir ini mengandung komponen fosfolipid seperti lesitin.
 Saat proses degumming juga ditambahkan antioksidan BHT (Butyl Hydroxy Toluene)
untuk mencegah oksidasi. Selama proses pengendapan terdapat 3 lapisan. Lapisan atas berupa minyak, lapisan tengah berupa gum (lesitin), dan lapisan bawah adalah air. Selama proses pemurnian terjadi perubahan fisik warna minyak ikan yaitu sebelum dimurnikan minyak berwarna kehitaman lalu setelah dimurnikan minyak berwarna coklat dan lebih jernih.


minyak hasil degumming selanjutnya digunakan pada proses penghilangan asam lemak bebas (netralisasi). Proses netralisasi bertujuan untuk memisahkan asam lemak bebas dengan menambahkan suatu basa sehingga membentuk sabun. Basa yang digunakan biasanya NaOH dengan konsentrasi 16%. Sabun yang terbentuk dapat membantu pemisahan zat warna dan kotoran seperti fosfatida dan protein dengan cara membentuk emulsi. Campuran antara minyak dengan NaOH membentuk suatu butiran kecil-kecil. Butiran tersebut merupakan sabun dan sabun ini akan tampak jelas pada saat penyaringan. Menurut standar IFOMA batas maksimum jumlah asam lemak bebas pada minyak ikan sebesar 1%.

, setelah itu ditambah 2ml indikator pp dan dititrasi dengan larutan NaOH 0.05M sampai muncul warna merah muda. % FFA dihitung dengan cara ml NaOH x M NaOH x BM sampel x 1000 x 100. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa asam lemak bebas minyak ikan sebelum dilakukan proses degumming dan netralisasi memiliki nilai yang lebih besar dari standar IFOMA. Setelah dilakukan degumming dan netralisasi dengan NAOH 16%, jumlah asam lemak bebas menunjukan penurunan sampai 98.78%.


Parameter Kualitas dan Komposisi Asam Lemak Minyak Ikan
Untuk menentukan kualitas suatu minyak dan derajat kerusakannya dapat dilakukan dengan berbagai macam uji seperti uji jumlah asam lemak bebas (FFA), uji paraanisidin, total value, peroxide value, bilangan iodine dan angka penyabunan (Ketaren, 1986). Beberapa penelitian tentang minyak ikan biasanya menggunakan uji asam lemak bebas dan uji bilangan peroksida untuk menentukan kualitas minyak ikan. Menurut Yulianti

 (2011) analisis asam lemak bebas didalam minyak ikan dilakukan dengan cara 14 gram minyak ikan ditambahkan dengan 25ml etanol 96% lalu dipanaskan pada suhu 40 Derajad C
 setelah itu ditambah 2ml indikator pp dan dititrasi dengan larutan NaOH 0.05M sampai muncul warna merah muda. % FFA dihitung dengan cara ml NaOH x M NaOH x BM sampel x 1000 x 100. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa asam lemak bebas minyak ikan sebelum dilakukan proses degumming dan netralisasi memiliki nilai yang lebih besar dari standar IFOMA. Setelah dilakukan degumming dan netralisasi dengan NAOH 16%, jumlah asam lemak bebas menunjukan penurunan sampai 98.78%.

 

 

1 komentar: